Tuesday, June 11, 2013

端午节 Duānwǔ jié



Duānwǔ jié juga dikenal dengan banyak istilah lain, salah satunya 五月节Wǔ yuè jié, merupakan sebuah warisan budaya bagi semua orang Tionghoa, baik di Negara Tiongkok sendiri, maupun di manca negara.

Mengenai asal muasal perayaan ini, terdapat banyak versi, namun versi yang diyakini lebih tepat adalah sebagai berikut:
1.     Sebagai ritual tolak penyakit
Pada awalnya pada bulan 5 tanggal 5 penanggalan imlek, orang-orang akan mengadakan ritual-ritual tolak penyakit seperti:
a.      Menggantung tumbuhan-tumbuhan yang dianggap dapat menangkal penyakit
b.     Meminum 雄黄酒Xiónghuángjiǔ (sejenis arak)

2.     Memperingati 屈原Qūyuán
Qu yuan adalah seorang pejabat di negara bagian Chu (楚国Chǔ guó) pada masa peperangan antarnegara bagian di Tiongkok (战国Zhàn guó). Ia adalah pejabat yang setia dan cinta negara, namun raja pada saat itu lebih percaya kepada kata-kata pejabat yang menyesatkan dan tidak menerima pendapat pejabat yang setia. Dalam keputus-asaan terhadap kondisi negara yang demikian, sedangkan dirinya setelah berusaha namun raja tetap tidak mendengarkan, akhirnya beliau meloncat ke dalam sungai.

Mengetahui hal tersebut, masyarakat kala itu berbondong-bondong mendayung sampan untuk mencari jenazahnya, namun tidak juga ketemu. Dengan harapan agar jasadnya tidak dimakan ikan, maka orang-orang melempar adonan nasi ke dalam sungai. Demikianlah ritual itu kemudian berkembang hingga menjadi ritual yang kita ketahui sekarang, yaitu:

a.      Lomba perahu naga (龙船Lóngchuán)


b.     Memakan Cang (粽子Zòngzi)

Di Indonesia sendiri, Cang yang sering dijumpai adalah:
·       “Bakcang” (cang yang berisi daging atau sayuran di dalamnya, yang mana juga disebut sebagai cang asin). Ada sebagian orang yang mencampurkan kecap pada beras ketan , sehingga bakcang berwarna coklat, ada juga yang tidak mencampurkan kecap sehingga bakcang berwarna putih.


·       “Kicang” (cang yang dibuat dengan sejenis air khusus, dan tidak ditambahi sayuran atau perasa apapun, dan umumnya dimakan dengan celupan gula merah, maka dari itu juga disebut cang manis). Umumnya kicang berwarna kuning karena pengaruh cairan khusus tadi.


Selain itu, terdapat ritual lain, yaitu:
1.     Mandi dengan Wǔshí shuǐ (午时水)
2.     Minum Wǔshí shuǐ (午时水)

午时Wǔshí yaitu salah satu penandaan waktu sejak zaman dulu di Tiongkok, dimana terdapat 12 waktu (时辰shíchen) dalam sehari, dan 1 shíchen terdiri dari 2 jam yang kita gunakan sekarang. 午时Wǔshí jatuh pada jam 11-13 siang.

Dipercayai bahwa meminum maupun mandi menggunakan air pada waktu tersebut (五月五日午时Wǔ yuè wǔ rì wǔshí) dapat membuat tubuh kebal terhadap berbagai penyakit. Pada umumnya air yang dimaksud adalah air yang mengalir di alam, seperti di pegunungan, sungai, ataupun laut.

No comments:

Post a Comment