Thursday, September 19, 2013

Perayaan Musim Gugur (中秋節 Zhōngqiū Jié)


 “Perayaan Musim Gugur” (中秋節  Zhōngqiū jié) merupakan salah satu dari tradisi yang dirayakan secara turun temurun oleh orang Tionghoa. “Penanggalan Imlek” (陰曆Yīnlì) atau yang disebut “Lunar Calendar” dibuat berdasarkan perhitungan peredaran bulan, maka setiap tanggal 15 Imlek selalu bertepatan dengan bulan purnama. Penaggalan ini juga dipergunakan untuk kegiatan bercocok tanam pada zaman dahulu, maka juga disebut “Penanggalan Agraria” (農曆Nónglì).

Asal Muasal
Musim gugur merupakan musim panen, maka pada musim gugur para petani merayakan hasil panen yang berlimpah ruah. Itu merupakan salah satu versi tentang asal muasal perayaan ini.
Ada pula versi yang menyebutkan bahwa ini ada kaitannya dengan kepercayaan menyembah bulan pada masa kuno.
Dan satu lagi menyebutkan bahwa pada masa akhir Dinasti Sui (隋朝 Suí cháo) seorang panglima perang Dinasti Tang (唐朝 Táng cháo )  terinspirasi dengan bentuk bulan yang bulat dan membuat sejenis kue yang bulat dan dibagikan sebagai bahan pangan para prajurit, sehingga mengatasi masalah kelaparan saat itu. Maka dari itu kue tersebut disebut kue bulan dan memakan kue bulan menjadi tradisi masyarakat hingga saat ini.

Nama Lain
Bulan 8 merupakan bulan di tengah-tengah musim gugur, dan tanggal 15 merupakan pertengahan bulan, dan pada tanggal tersebut bulan terlihat paling besar dan bulan (), maka perayaan ini juga mempunyai makna berkumpul (團圓Tuányuán). Karena hal itu pula, juga disebut Tuányuán jié (團圓節).
Dikarenakan bertepatan dengan bulan 8, maka perayaan ini juga disebut “Perayaan Bulan Delapan” (八月Bā yuè jié), “Pertengahan Bulan Delapan” (八月半yuè bàn).

Tradisi

Memakan kue bulan merupakan tradisi utama dalam perayaan ini, disamping itu masih ada beberapa tradisi lain seperti:
Menyembah bulan (拜月 Bài yuè), menikmati indahnya bulan purnama (賞月Shǎng yuè) , menikmati indahnya bunga osmanthus fragrans (賞桂花 Shǎng guìhuā), meminum arak fermentasi bunga osmanthus fragrans  (桂花酒Guìhuā jiǔ).





Perayaan-perayaan di Tiongkok sejak dulu tidak terlepas dari menggantung lampion (掛燈籠 Guà dēnglóng), dan kadang pada lampion tersebut ditempelkan teka-teki untuk ditebak (猜謎語Cāi míyǔ)
Di beberapa daerah yang berbeda, terdapat tradisi-tradisi yang sedikit berbeda.
Tidak hanya orang Tiongkok, Taiwan dan orang-orang  Tionghoa di seluruh belahan dunia yang merayakan zhongqiujie, beberapa negara di lain yang mempunyai peradaban yang dipengaruhi oleh Tiongkok pun merayakan zhongqiujie, misalnya Korea, Jepang, dan Vietnam.

Mitos

Beberapa cerita mitos mengenai bulan dan dikaitkan dengan zhongqiujie adalah:
      1.      Chang E terbang ke bulan (嫦娥奔月 Cháng é bēn yuè)
      2.      Wu Gang menebang Pohon (吴刚折桂 Wú gāng zhé guì)
      3.      Kelinci Giok menumbuk obat (玉兔捣药 Yù tù dǎo yào)




Tuesday, June 11, 2013

端午节 Duānwǔ jié



Duānwǔ jié juga dikenal dengan banyak istilah lain, salah satunya 五月节Wǔ yuè jié, merupakan sebuah warisan budaya bagi semua orang Tionghoa, baik di Negara Tiongkok sendiri, maupun di manca negara.

Mengenai asal muasal perayaan ini, terdapat banyak versi, namun versi yang diyakini lebih tepat adalah sebagai berikut:
1.     Sebagai ritual tolak penyakit
Pada awalnya pada bulan 5 tanggal 5 penanggalan imlek, orang-orang akan mengadakan ritual-ritual tolak penyakit seperti:
a.      Menggantung tumbuhan-tumbuhan yang dianggap dapat menangkal penyakit
b.     Meminum 雄黄酒Xiónghuángjiǔ (sejenis arak)

2.     Memperingati 屈原Qūyuán
Qu yuan adalah seorang pejabat di negara bagian Chu (楚国Chǔ guó) pada masa peperangan antarnegara bagian di Tiongkok (战国Zhàn guó). Ia adalah pejabat yang setia dan cinta negara, namun raja pada saat itu lebih percaya kepada kata-kata pejabat yang menyesatkan dan tidak menerima pendapat pejabat yang setia. Dalam keputus-asaan terhadap kondisi negara yang demikian, sedangkan dirinya setelah berusaha namun raja tetap tidak mendengarkan, akhirnya beliau meloncat ke dalam sungai.

Mengetahui hal tersebut, masyarakat kala itu berbondong-bondong mendayung sampan untuk mencari jenazahnya, namun tidak juga ketemu. Dengan harapan agar jasadnya tidak dimakan ikan, maka orang-orang melempar adonan nasi ke dalam sungai. Demikianlah ritual itu kemudian berkembang hingga menjadi ritual yang kita ketahui sekarang, yaitu:

a.      Lomba perahu naga (龙船Lóngchuán)


b.     Memakan Cang (粽子Zòngzi)

Di Indonesia sendiri, Cang yang sering dijumpai adalah:
·       “Bakcang” (cang yang berisi daging atau sayuran di dalamnya, yang mana juga disebut sebagai cang asin). Ada sebagian orang yang mencampurkan kecap pada beras ketan , sehingga bakcang berwarna coklat, ada juga yang tidak mencampurkan kecap sehingga bakcang berwarna putih.


·       “Kicang” (cang yang dibuat dengan sejenis air khusus, dan tidak ditambahi sayuran atau perasa apapun, dan umumnya dimakan dengan celupan gula merah, maka dari itu juga disebut cang manis). Umumnya kicang berwarna kuning karena pengaruh cairan khusus tadi.


Selain itu, terdapat ritual lain, yaitu:
1.     Mandi dengan Wǔshí shuǐ (午时水)
2.     Minum Wǔshí shuǐ (午时水)

午时Wǔshí yaitu salah satu penandaan waktu sejak zaman dulu di Tiongkok, dimana terdapat 12 waktu (时辰shíchen) dalam sehari, dan 1 shíchen terdiri dari 2 jam yang kita gunakan sekarang. 午时Wǔshí jatuh pada jam 11-13 siang.

Dipercayai bahwa meminum maupun mandi menggunakan air pada waktu tersebut (五月五日午时Wǔ yuè wǔ rì wǔshí) dapat membuat tubuh kebal terhadap berbagai penyakit. Pada umumnya air yang dimaksud adalah air yang mengalir di alam, seperti di pegunungan, sungai, ataupun laut.